Minggu, 22 Januari 2012

LTE Masa Depan Teknologi Jaringan 4G Mobile Broadband di Indonesia

,
Teknologi Jaringan LTE (Long Term Evolution) dan WiMAX (Worldwide interoperability for Microwave Access) berdasarkan ketetapan ITU (International Telecommunications Union, badan PBB yang mengatur telekomunikasi dunia) masuk pada kategori teknologi jaringan Mobile Broadband generasi ke 4 (4G), yang di masa depan akan menggantikan teknologi jaringan generasi ke-3 (3G juga 3.5G) akan segera bersaing di Indonesia. Walaupun perebedaan keduanya amat tipis, namun tentu kedua teknologi itu masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
1325158507214682490


Lalu siapa yang akan memenangkan persaingan itu? Kita belum tahu karena baik Pemerintah cq Dirjen Postel Kemkominfo sebagai satu-satunya regulator telekomunikasi di Indonesia, maupun para operator jaringan, dan masyarakat pengguna, masih menunggu perkembangan lebih lanjut teknologi itu di berbagai negara. Jika tidak ada perubahan dan perkembangan yang signifikan, menurut perkiraan kita masih harus menunggu 2 hingga 3 tahun lagi untuk menikmati teknologi tersebut, karena mungkin baru bisa operasional dan dipasarkan secara komersial di Indonesia sekitar tahun 2015.
Kronologi
Secara kronologis dapat dijelaskan disini bahwa dari sisi regulator, Pemerintah cq Dirjen Postel Depkominfo (kini Kemenkominfo) pada 26 Februari 2008 telah menandatangani peraturan mengenai aspek persyaratan teknis untuk band frekuensi 2,3 GHz. Walaupun tidak disebutkan secara spesifik bahwa lebar pita (bandwidth) frekuensi ini merupakan alokasi untuk teknologi WiMAX (saat itu masih teknologi WiMAX Standard IEEE 802.16d), tetapi dalam dokumen siaran persnya disebutkan bahwa Dirjen Postel bersama-sama dengan Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi akan membuat program penelitian perangkat radio WiMAX di frekuensi kerja 2,3 GHz sehingga besar kemungkinan teknologi WiMAX akan diimplementasikan di Indonesia.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan teknologi jaringan yang terjadi, terutama perkembangan teknologi jaringan LTE yang melesat cepat, kini Pemerintah justru sedang mempertimbangkan opsi mengganti rencana pengembangan teknologi pita lebar bergerak (mobile broadband) dari WiMAX ke LTE dengan menyiapkan pita 2,5GHz. Hal ini diungkapkan oleh PLT Dirjen Kementerian Kominfo Muhammad Budi Setiawan beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan opsi membatalkan WiMax dan memilih teknologi LTE untuk menggelar layanan pita lebar bergerak. Hal ini akan diputuskan sambil mempersiapkan lebar pita yang akan dialokasikan bagi kehadiran teknologi LTE secara komersial sekitar 2 hingga 3 tahun ke depan.
Kemudian beberapa bulan yang lalu, ITU telah membuat keputusan bahwa selain LTE-Advanced dan WiMAX-2 yang terlebih dahulu sudah ditetapkan sebagai teknologi jaringan generasi ke-4, HSPA+ (High Speed Packet Access Plus) juga dimasukkan ke dalam teknologi jaringan generasi ke-4, padahal sebelumnya hanya LTE-Advanced dan WiMAX-2 lah yang masuk dalam kategori generasi ke-4.
Juru bicara ITU dalam siaran persnya menyatakan: “In an about face, the International Telecommunications Union has expanded the term 4G to include WiMAX, LTE and HSPA+. Previously, the ITU had established WiMAX 2 and LTE-Advanced as the only networking technologies worthy of the 4G name.” Hal ini tentu akan menjadi bahan pertimbangan yang akan turut mempengaruhi Pemerintah sebagai regulator telekomunikasi di Indonesia dalam mengambil keputusan mengenai jenis teknologi jaringan generasi ke-4 yang akan segera di implementasikan di Indonesia, kini dan ke depan.

Faktor yang menjadi Bahan Pertimbangan
Terlepas dari semua itu, penulis meyakini bahwa LTE, terutama versi terbarunya LTE-Advanced (3GPP Release 10) yang hingga saat ini masih terus dikembangkan dan disempurnakan oleh 3GPP (3rd Generation Partnership Project), nampaknya akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memenangkan persaingan sebagai Teknologi Mobile Broadband Generasi ke-4 di Indonesia menggantikan jaringan Generasi ke-3 saat ini, ketimbang WiMax-2 (WiMAX Mobile Profile 2, atau IEEE 802.16m). Mengapa? Keyakinan ini bukan tanpa alasan, melainkan justru karena berbagai alasan atas perkembangan yang terjadi dan dukungan dari berbagai pihak, sebagai berikut:

Pertama, karena kinerja teknologi LTE-Advanced pada uji laboratorium terakhir oleh 3GPP, jaringan ini menunjukkan kemampuan menyediakan kecepatan akses data yang signifikan, yaitu hingga 1 Gbps (down-link) dan 500 Mbps (up-link), jauh melampaui kecepatan akses data WiMAX yang hanya kisaran 500Mbps (down-link) dan 200Mbps (up-link), juga High Speed Packet Access Plus (HSPA+ 3GPP Release 7) yang kecepatan datanya pada kisaran 60-70Mbps saja.

Kedua, selain dari keunggulan teknologinya itu, kita tahu bahwa suatu teknologi banyak diimplementasikan di berbagai negara karena menyangkut dukungan dari vendor jaringan itu sendiri. Vendor jaringan besar dunia seperti Nokia dan Siemens juga mendukung LTE. Hal ini dikemukakan oleh Nils Kleemann, Head of Mobile Broadband Sales Asia Pacific Nokia Siemens Networks di acara Nokia Siemens Networks Barcelona Revisited beberpa waktu lalu, yang menyatakan bahwa terdapat banyak pendekatan yang dapat dipertimbangkan regulator maupun operator di Indonesia untuk menuju ke implementasi LTE.

Ketiga, kini ada lebih dari 64 operator dari lebih 31 negara di dunia yang melanjutkan evolusi jaringannya ke LTE, dan 22 operator jaringan dunia malah akan menargetkan agar LTE dapat diluncurkan dan beroperasi pada akhir tahun ini, walau ada juga sedikit operator yang melakukan pendekatan engineering dengan melalukan pengembangan jaringan dari teknologi HSPA+ (HSPA Plus).

Keempat, dari sisi dukungan operator jaringan di Indonesia sendiri, saat ini sudah ada tiga operator telekomunikasi seluler yang telah mendukung dan mengajukan permintaan untuk mulai memanfaatkan teknologi LTE, yaitu PT. Telkomsel, PT. Indosat Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk (XL). Bahkan salah satu diantaranya sudah mulai operasional meskipun masih dalam tahap percobaan. Kita tahu bahwa operator-operator jaringan tersebut adalah tiga operator jaringan seluler terbesar di Indonesia, dan tentunya hal ini akan turut mempengaruhi keputusan regulator untuk segera mengimplemetasikan LTE-Advance (Standard 3GPP Release 10) di Indonesia.

Melihat perkembangan teknologi jaringan di tingkat dunia seperti itu dan juga dukungan dari berbagai pihak, baik vendor terbesar dunia sebagai penyedia perangkat jaringan maupun dukungan operator dalam dan luar negeri, kita tentu berharap Pemerintah cq Dirjen Postel Kemkominfo selaku regulator jaringan telekomunikasi di Indonesia dapat segera mengimplementasikan dan merealisasikan teknologi jaringan LTE di Indonesia, sehingga kita tidak perlu terlalu lama lagi menunggu dan menikmati fasilitas itu dengan akses yang semakin cepat dan tarif yang semakin murah. 
Sumber :
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2011/12/31/lte-masa-depan-teknologi-jaringan-4g-mobile-broadband-di-indonesia/

0 komentar to “LTE Masa Depan Teknologi Jaringan 4G Mobile Broadband di Indonesia”

Posting Komentar

 

ArneZa nZhYun Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates